Rabu, 11 Desember 2013

Personal Branding



proses menemukan cara mengkomunikasikan seseorang, sebuah jabatan, sebuah peran melalui Personal branding design dan perencanaan untuk mengembangkan seseorang menjadi makna branding memerlukan kecermatan untuk memulai dan menentukan penampilan dan sajian yang tepat

Rabu, 30 Oktober 2013

Learning Capability



Pengembangan pendidikan mengarah pada personalized learning. Design process pendidikan makin lama harus mengikuti tuntutan jaman, serta mendorong self learning yang makin kuat dan pilihan life long learning yang makin mandiri.

Kamis, 19 September 2013

Kupas Bisnis Bakery & Cake Shop



Highlight Kupas Bisnis "Bakery and Cake Shop"

Kresnayana Yahya - Enciety Business Consult:
  1. Tidak sulit untuk memulai bisnis balkery, namun membutuhkan ketekunan
  2. Produk turunan dari gandum sangat beragam, terdapat 13 lebih produk
  3. Saat ini, panen gandum australia agak jelek dikarenakan kekurangan air
  4. Pengeluaran untuk konsumsi makanan pokok semakin kecil, sementara pengeluaran untuk membeli camilan semakin besar.
  5. Pengeluaran non makanan lebih berbau lifestyle
  6. Kebutuhan akan makanan berbanding lurus dengan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, kebutuhan akan makanan juga semakin tinggi
  7. 15-35 tahun adalah usia paling konsumtif terhadap makanan, usia lebih dari itu sudah mulai mengurangi konsumsi makanan dan lebih peduli dengan diet
  8. Rata-rata, konsumen mengeluarkan Rp 1,2juta per bulan khusus untuk makanan
  9. Bisnis bakery same as others business, akan muncul persaingan, harus bisa membangun market perception
  10. Dalam bisnis ini, kita tidak hanya menjual barang, tetapi juga experience
  11. Bangunlah customer lifetime value untuk membentuk customer yang loyal
  12. Tentukan ingin membidik segmen yang mana, apakah anak muda yang cenderung makan sembarangan ataukah orang tua yang lebih selektif?
  13. Ciptakan taste yg tepat, taste memberi memory yang kuat tentang menu terkait.
  14. Bahkan, Unilever-pun tidak pernah menyangka bahwa es krim MAGNUM akan menjadi primadona --> maskot, customer loyalty

Ariawan - Bogasari:
  1. Berdiri mulai tahun 1971, pabrik pertama di Jakarta (Tanjung Priok), pabrik kedua di surabaya (Tanjung Perak)
  2. Bisnis tepung terigu masih berpotensi untuk tumbuh karena konsumsi terigu Indonesia per kapita 15 kg/capita/tahun, bandingkan dengan Singapura yang sudah mencapai 71kg/capita/tahun
  3. Orang Indonesia lebih bisa mengkonsumsi terigu dalam bentuk mie (50% pangsa pasar), baik mie instan maupun mie basah, sedangkan bakery hanya 25%.
  4. Terigu merupakan salah satu penggerak ekonomi nasional, Small Medium Enterprise 63% user. Household hanya 5%, Industri 32%.
  5. Asset pengrajin mie ayam bisa mencapai 1 Milyar rupiah. punya sekitar 400 gerobak, harga 1 gerobak sekitar 2juta rupiah.
  6. Consumer behavior: 
    1. konsumsi di rumah: masak di rumah --> makanan setengah jadi (instan) --> ready to eat, bisa packaged maupun fresh (takeaway food, delivery, catering)   
    2. konsumsi di luar rumah: formal sit down (kantin, resto, kafe) --> on the go (di kereta commuter, airline, rekreasi, dll)
  7. Perbandingan preferensi "pan bread"    
    1.  western bread: gula 5%, pori2 besar & kasar, warna natural, TOP: cracked & dark brow, tekstur agak keras    
    2. oriental bread: gula 15-20%, pori2 kecil & lembut, warna sebisa mungkin putih, No TOP, tekstur lembut
  8. Terigu dengan protein tinggi untuk membuat roti, efek mengembang,untuk membuat cake & cookies gunakan terigu dengan protein rendah
Kesimpulan: dalam bisnis bakery, harus jelas preferensinya, harus enak, laris, dan innovative

Steven - Bakerzin, boga group:
  1. Kafe,harus secara periodik diremajakan
  2. Kita boleh hanya punya banyak produk, tetapi juga harus punya produk unggulan (mascot) di antara produk-produk tersebut
  3. Mahal bukanlah kendala utama selama produk itu affordable & worth to buy
  4. Lokasi sangat menentukan kesuksesan kafe bakery
  5. Jaga konsistensi kualitas produk
  6. 4 hal yang harus diperjuangkan: ingredients, skillful people, good management (salah satunya implementasi mistery shopper), networking
  7. Differensiasi adalah yang utama, bisa produk, maupun kemasan
  8. Branding & pricing strategy: perhatikan 1. who is ur customer, 2. where (location), 3. size (capacity)
  9. Marketing konvensional --> makanan tradisional, yg penting rasa enak
  10. Marketing innovative, memperhatikan desain --> dibutuhkan untuk bisnis makanan modern
  11. Buat pasar penasaran terhadap produk anda! --> membentuk "maskot"

Kezia Karin - interior designer:
  1. Dalam designing kafe, perhatikan:
    1. type of service (self service, atau over the counter?)
    2. product(cake or pastry, store & cafe)
    3. interior assets (branding, experience)
    4. concept (industrial, classic, modern)
    5. material (functional, durability, maintenance)
  2. Tren interior desain ke depan: konsep yang semakin vintage/oldish atau yang semakin hits akan lebih kuat bertahan dari pada yang nuansa pop/cute.

Senin, 16 September 2013

Kamis, 12 September 2013

Statistik untuk kehidupan


Kamis, 29 Agustus 2013

Kupas Bisnis Event Organizer


Jumat, 21 Juni 2013

Franchising sebagai peluang bisnis



Kenapa bisnis waralaba bisa gagal?

Tidaklah mudah melakukan waralaba (franchise). Karena ada beberapa prasarat penting yang harus dipenuhi. Yang utama, jika franchise produk bisa diterapkan jika benar-benar memiliki fundamental bisnis yang kuat.

Brand besar pun pernah gagal dalam bisnis ini. Starbucks di Australia, pernah menutup 61 dari 84 outlet-nya di tahun 2008,” tutur Utomo Njoto, senior franchise consultant FT Consulting, saat menjadi pembicara Kupas Bisnis bertajuk “Meraup Untung Dari Bisnis Franchise, Kenali Trik dan Perangkapnya” di Spazio, Surabaya, Rabu (19/6/2013).

Menurut dia, secara sederhana, franchise dapat didefinisikan sebagai metode menstandarkan seluruh sistem kerja bisnis dan terbukti kualitasnya untuk kemudian diduplikasi dan dijalankan orang lain (pembeli franchise). Pembeli franchise dapat menggunakan brand dan sistem kerja tadi berdasar kesepakatan bersama.

Lalu, faktor apa saja yang digunakan sebagai ukuran fundamental bisnis? Kata Utomo Njoto, produk yang di-franchise harus benar-benar diterima konsumen. Selain itu harus punya standard operating procedure (SOP), market segmentation jelas, punya diferensiasi dengan kompetitor, team yang kompetitif, dan memiliki brand, trademark, dan proteksi paten.

“Setelah fundamental bisnis dan brand kita teruji, idealnya sih lima tahun, maka bisnis kita bisa diekspansikan atau di-franchise-kan,” papar Utomo Njoto.

Tetapi, sambung dia, tidak semua franchisor (orang yang memiliki franchise) sabar menerapkan prosedur ini. Banyak franchisor yang karena serakah, ingin cepat kaya atau sebab lain, membuat sistem yang belum teruji. Mereka hanya meng-copy paste sistem dari jurnal atau internet tanpa mencoba terlebih dulu ke dalam bisnisnya.

“Padahal, kenyataan di lapangan sering kali tidak sama dengan perhitungan di atas kertas. Sebagai franchisee kita juga harus jeli dalam melihat hal ini, jangan sampai tertipu,” ujar dia mengingatkan.
Ia juga mengatakan, proses menggagas usaha dari bisnis konvensional hingga menjadi mature franchise tidaklah mudah. Ada beberapa proses yang harus dilalui. Pertama, franchisor harus membuka cabang franchise sendiri dan menjadikan cabang itu sebagai pilot project dari merek yang akan di-franchise-kan. Setelah cabang franchise ini teruji, barulah franchisor bisa menjual sistem ini kepada franchisee (orang yang membeli franchise).

Pun bagi franchisor yang sudah teruji andal, saran Utomo Njoto, jangan terlalu ekspansif membuka cabang baru di daerah yang sama. “Ini akan membuat persaingan antara pembeli franchise menjadi tidak sehat,” cetus dia.

Chairperson Enciety Business Consult Kresnayana Yahya menegaskan, bisnis waralaba sekarang tumbuh pesat. Tingkat franchise tertinggi ada di Asia. Sedang brand yang sering di-franchise-kan di antaranya fast food seperti MCD, KFC, Coca Cola, dan lain-lain. “Bahkan sekarang ada management franchise untuk hotel,” tukas dia.

Yance Wongso, franchisor Depot Air Minum Biru, mengatakan  jika franchise bukan semata bisnis untuk mengeruk keuntungan pribadi.  “Franchise  membuka peluang berbagi sukses dengan orang lain,” ucap dia. Untuk diketahui, Depo Air Minum Biru menjadi merek TOP of MIND selama kurun waktu 2010-2012 untuk kategori air minum isi ulang versi Majalah Info Franchise.

Hal senada disampaikan Mufid Wahyudi, franchisee Black Canyon Coffe. Menurut dia, ketika membuka gerai waralaba baru, jangan hanya mengejar keuntungan saja. Franchisor dan franchisee harus mempunyai passion yang sama. Jangan sampai franchisee dirugikan dengan sistem yang kita buat.

“Bisnis ini adalah bisnis kerjasama yang win-win solution. Kita bergerak dan mengembangkan merek dan model bisnis yang sama. Jadi,  jangan sampai ada niatan untuk kaya sendirian, tidak bisa,” pungkas dia.(wh)

berita disandur dari http://enciety.com/news-item/kenapa-bisnis-waralaba-gagal/


Jumat, 14 Juni 2013

Perlu Sistem Kelembagaan buat Petani Garam



Kendati memiliki garis pantai yang luar biasa panjang, Indonesia sampai saat ini belum bisa swasembada garam. Dari 3,2 juta ton per tahun kebutuhan garam nasional, Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 1,8 juta ton per tahun. Sisanya, Indonesia harus mengimpor garam dari Australia, China, dan India.

Garam hanya dapat diproduksi pada tempat yang kontur tanahnya landai (sudut kemiringan 3 derajat dan menghampar), dan memiliki curah hujan yang tidak melebihi 10 ml dalam 10 hari, dengan kelembapan udara maksimal 65%. Secara geografis, hanya Madura dan Kupang saja yang memiliki kriteria tanah seperti ini.

Selain permasalahan kontur tanah, secara iklim, Indonesia memiliki dua musim, kemarau dan hujan. Hanya saja di saat musim kemarau pun terkadang masih turun hujan. Sedang proses pembentukan air laut menjadi kristal garam butuh waktu 20 hari tanpa hujan. Sehingga, selama setahun, praktis petani garam hanya mampu berproduksi selama 4-5 bulan saja.

Memang, teknik yang digunakan masih konvensional dan sangat bergantung panas matahari. Tetapi, saat ini petani sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Salah satunya dengan menggunakan teknologi geo membran. Geo membran adalah alat berbentuk seperti plastik berwarna hitam yang ditaruh di atas tanah, digunakan untuk mempercepat proses penguapan air. Teknologi ini mampu meningkatkan produksi sebesar 40%. Hanya saja, karena investasinya masih mahal dan membutuhkan proses pengolahan lahan lebih lanjut, praktis hanya 10% lahan yang saat ini dapat diberi geo membran.

Selain beberapa kendala seperti hujan, penggunaan teknologi dan keterbatasan petani garam. Perkembangan infrastrukur jalan, ketersediaan listrik di areal tambak juga tidak mendukung tumbuh kembang industri ini.

Peningkatan produksi garam hanya masuk akal bila dengan rekayasa teknologi. Ini mengharuskan petani garam juga harus melek teknologi. Tenaga manusia harus segera digantikan dengan mesin agar produktivitas semakin meningkat.

Menurut Chairperson Enciety Businnes Consult Kresnayana Yahya, sudah saatnya petani garam memiliki sistem kelembagaan. “Tidak boleh lagi bekerja sendiri-sendiri. Semua harus terintegrasi,” katanya.

Dengan adanya lembaga yang menaungi kelompok petani garam, terang Kresnayana, diharapkan proses transfer ilmu dan teknologi melalui penyuluhan  dan pembinaan petani garam menjadi lebih mudah.

Kresnayana juga menyarankan agar kelompok tani yang nantinya terbentuk bisa memiliki koperasi yang mampu mengatur standardisasi garam dan keuangan mereka. Sebagai contoh, petani susu di Malang. Saat ini, kelompok tani disana menyetor dan belajar meningkatkan kualitas susu di unit-unit koperasi. Dari koperasi inilah mereka belajar memproduksi susu kualitas baik, mengatur kebijakan harga dengan memperhitungkan kepentingan petani. Sehingga para petani memiliki kekuatan tawar terhadap harga pasar.(wh)­

berita terkait diambil dari http://enciety.com/news-item/perlu-sistem-kelembagaan-buat-petani-garam/

Selasa, 28 Mei 2013

Sejarah dan nilai - nilai ITS


Selasa, 14 Mei 2013

Penduduk, Demografi, dan Pemilu


Rabu, 01 Mei 2013

Selasa, 26 Maret 2013

Business Transformation

Minggu, 10 Maret 2013

Digital Society

DIGITAL SOCIETY, suatu masyarakat yang memanfaatkan sebagian besar kehidupan dan aktivitasnya dengan mengintegrasikan dengan kemampuan ICT dan menjadikan pola pikir dan pola kerjanya senantiasa memanfaatkan ICT secara fungsional.

Masyarakat, pemerintah dan swasta perlu segera menyiapkan diri jadi pelaku pembentuk komunitas yang menggerakkan digita society, dari lahir sampai mati setiap manusia membutuhkan dukungan layanan dan seluruh aktivitas itu saling terkait dan saling terikat dengan kekuatan management INFORMASI

Senin, 11 Februari 2013

Tantangan anak muda Indonesia

Menjadi guru bimbingan dan konseling memerlukan sikap dan pandangan bagaimana mengembangkan wawasan sebagai pendamping dan pengarah. Program menyelamatkan dan menemukan orientasi dan arah untuk memandu anak anak ke masa depan Jadikan mereka pembelajar mandiri dan jadikan mereka orang yang percaya diri

Jumat, 04 Januari 2013

Why Quality ?

menutupi kualitas dengan melakukan pencitraan dapat menghancurkan perusahaan