Senin, 22 Desember 2008
Market Research sebagai Ujung Tombak Pengembangan Math
link terkait : Market Research sebagai Ujung Tombak Pengembangan Math
Rabu, 03 Desember 2008
Building Better Teachers and Parents
link terkait : building better teachers and parents
Environment Economy
Sehingga perusahaan yang tidak ramah lingkungan akan mati dengan sendirinya karena tidak punya konsumen dan pendukung usahanya. sebaliknya makin banyak citra peduli lingkungan menjadi pembentuk nilai lebih dari suatu kegiatan usaha. Kekuatan inilah yang akan dibentuk dalam proses menjadikan identitas perusahaan sebagai kekuatan
link terkait : environment economy
Jumat, 31 Oktober 2008
Industri Kreatif
Industri kreatif akan terbentuk pada saat penghargaan pada design dan kemampuan mencipta mendapat porsi penting dalam setiap pembentukan produk atau services.
Kekuatan ekonomi kreatif harus diawali dengan pendidikan yang memberi ruang pada kebebasan menemukan dan mengekspresikan diri seseorang, kreativitas dan kekuatan membangun usaha komersial berbasis kreativitas.
file terkait : Creative Industry
Pendidikan dan Krisis Global
Melalui pendidikan masyarakat mendapat manfaat terbesar dari adanya kelembagaan negara dan masyarakatnya bisa menjadi pembayar pajak dan menjadi usahawan .
Pola pendidikan apa yang harus dipilih dan diselaraskan dengan tekanan global ?
file terkait : Tantangan Pendidikan MKG
Senin, 27 Oktober 2008
Berpikir Statistik dalam Kerangka Research
Dengan berpikir secara statistik, seseorang dapat melihat data maupun informasi yang terserak dalam kehidupan sehari-hari untuk kemudian dianalisa, dan menemukan beberapa peluang dan ancaman yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Dengan adanya sedikit informasi mengenai peluang dan ancaman tadi, kita dapat dengan mudah merencanakan tindakan yang akan kita ambil dikemudian hari.
Dalam presentasi kali ini anda akan belajar bagaimana cara berpikir statistik dalam kerangka research. Selamat Belajar
file terkait : Mindset for Research
Minggu, 07 September 2008
Kamis, 04 September 2008
apa itu statistika ?
Dalam kehidupan, suatu populasi hanya ada dalam dunia teori atau dapat dibayangkan secara lengkap terdiri dari obyek-obyek yang tidak semuanya dapat dan layak dilakukan pengamatan/pengukuran.
Prakteknya : Sensus itu mahal dan seringkali tidak layak dikerjakan. Informasi dapat dicari melalui pengambilan sampel, hasil pengukuran dari sampel ini akan beragam di suatu nilai baku tertentu. Pengukuran dari sampel ke sampel ini memberikan suatu distribusi.
Berpikir statistika dapat memberikan peluang adanya keragaman dan adanya ketidakpastian atau secara umum - BERPIKIR PROBABILISTIK.
apa masalahnya ?
Urutan dan kesempatan terjadi suatu peristiwa itu tidak pasti (tidak ada yang dapat memastikan). Dalam kenyataan ada orang yang baru pertama kali naik sudah jatuh, tetapi ada juga yang naik sebanyak 4000 kali tidak pernah jatuh.
Pengen lebih tau lebih banyak tentang statistik ?
download file berikut ini, selamat belajar.
1. Apa itu Statistik ?
2. Peran Statistik dalam Kehidupan
Kamis, 28 Agustus 2008
Penciptaan Iklim Usaha
fileterkait : Good Governance dan Penciptaan Iklim Usaha.ppt
Kamis, 21 Agustus 2008
Pendidikan dan Intergrasi ICT
fileterkait:pendidikan dan integrasi ICT
Selasa, 29 Juli 2008
Arah Pendidikan Indonesia
Pada sisi lain keinginan dan harapan komunitas adalah terbentuknya pendidikan sebagai kebutuhan yang mengutamakan keselarasan, kemampuan bergaul, kemampuan kerjasama, kemampuan bertoleransi, kemampuan bertahan hidup dan berkarya bagi peradaban.
Kenyataan yang ada saat ini menjadikan pendidikan tidak jelas, makin banyak masyarakat kelas menengah atas mendambakan pendidikan untuk individu menjadi utama dan pertama, karena itu mereka memilih sekolah yang bagus dan layak untuk menjamin kemajuan individu dan keunggulan.
Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa sekolah negeri adalah segalanya. Passport untuk bisa melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi, yang pada akhirnya akan membawa mereka ke komunitas yang sangat kaya jaringan kerja, bahkan ada yang sudah memperkirakan paling sedikit satu diantara temannya akan menjadi jenderal, presdir, bupati atau pimpinan partai politik yang akan mampu memberi manfaat pada jaringan kerja masa depan.
Sehingga ada diantara mereka yang sengaja masuk ke sekolah swasta favorit dengan pertimbangan jaringan bisnis akan jadi kuat sehingga akan mudah menemukan simpul pekerjaan dan simpul kemitraan kerja di masa depan. Bahkan ada yang mengutamakan dapat jodoh dari jaringan sekolah yang baik dan memberi arti lingkungan sosial.
Di alam demokrasi dan reformasi yang sangat kuat dalam menemukan identitas diri dan kemauan untuk mendapat penghargaan ini, maka pilihan pekerjaan masa depan makin terdeferensiasi. Saat ini makin bertumbuh masyarakat yang sadar bahwa kehidupan tidak hanya ditentukan oleh keyakinan dan etnis saja, sekolah berdasar agama makin menjamur, sekolah berbasis global makin utama dan sekolah berbasis multikultur akan jadi pilihan.
fileterkait: Arah Pendidikan.doc
E-book #1
Buku ini menjadi bestseller selama 216 pekan oleh harian New York Times. Buku ini sudah terjual lebih dari 20 juta eksemplar, diterjemahkan dalam 36 bahasa, dan terjual di 84 negara.
Rich Dad Poor Dad berisi dasar-dasar pendidikan finansial. Ada enam dasar pendidikan finansial yaitu : Orang kaya tidak bekerja untuk uang, Melek Finansial, Uruslah bisnis sendiri, Sejarah pajak dan kekuatan korporasi, Orang kaya menciptakan uang, Bekerja untuk belajar-jangan bekerja untuk uang.
Kiyosaki ingin menyadarkan pentingnya pendidikan finansial. Jangan bekerja untuk mencari uang tapi biarlah uang yang bekerja untuk kita.
fileterkait : rich dad poor dad
Seven Habits of Highly Effective People
Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang --- oleh karena itu keberhasilan bukanlah merupakan suatu perbuatan --- tetapi merupakan suatu KEBIASAAN. Ada 3 hal yang tetap di dunia ini, yaitu: perubahan, prinsip dan adanya pilihan. Perubahan terus terjadi di dunia, namun prinsip-prinsip tidak berubah. Prinsip-prinsip itu misalnya gravitasi bumi, minyak mudah terbakar, juga prinsip-prinsip kesopanan, kejujuran, keberanian, dan kebaikan hati. Karena prinsip-prinsip tak pernah berubah, dia merupakan dasar yang kokoh untuk membangun karakter manusia.
Buku ini mengajarkan kepada kita untuk bersikap proaktif, mendahulukan yang utama, memvuisualisasikan mimpi-mimpi kita, berpikir menang-menang, mencoba mengerti orang lain sebelum meminta orang lain mengerti kita, bersinergi dengan orang lain, dan berhenti sejenak untuk mengevaluasi segala yang sudah kita kerjakan.
fileterkait: seven habits
Senin, 21 Juli 2008
Pendidikan masa depan berbasis TI
Tantangan pemanfaatan dan integrasi seluruh proses belajar mengajar dengan Teknologi Informasi dewasa ini makin didorong oleh berbagai kemajuan IT, bahkan sudah dalam bentuk terintegrasi dengan Telekomunikasi. Hal ini semakin mendorong perluasan dan pendalaman pemanfaatan IT dan seluruh perangkat aplikasinya.
Proses belajar mengajar makin membutuhkan perangkat interaktif dan perangkat yang makin mudah di akses setiap saat dan dapat digunakan berulang dan dapat dikembangkan untuk kepentingan yang kontekstual.
Gagasan tentang belajar semakin lama semakin bergantung kepada kemampuan seseorang berada dalam sistem pembelajaran yang telah dan semakin banyak di desain dengan kemampuan seseorang menguasai ketrampilan pemanfaatan IT dan mendorong dirinya terlibat dalam proses belajar itu.
Pembangunan masyarakat yang peduli pendidikan mandiri serta dorongan untuk senantiasa berkembang dan berkelanjutan membutuhkan suatu pemahaman tentang terbentuknya masyarakat pembelajar. Ini nantinya akan sangat menentukan kekuatan dan ketahanan di masa depan.
Di masa depan proses belajar akan makin bergantung pada kemauan dan dorongan seseorang untuk mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Proses belajar akan semakin mudah dilakukan secara pribadi dengan kecepatan dan kekuatan dirinya sendiri untuk memilih dan menentukan apa yang akan dipelajari. Belajar makin didasarkan pada kebutuhan pribadi dan kebutuhan pengembangan diri seseorang.
Perancangan dan pengembangan kurikulum makin berdasarkan pada kemampuan perorangan untuk maju secara berkelanjutan, sedang materi pendalaman dan pengayaan dapat dikaitkan dengan sumber – sumber lain yang tersedia dan dapat dikaitkan dengan pengembangan dari sisi ilmu – terapan dan keterkaitan vertikal dan horizontal.
Sekolah makin mengutamakan rancangan kegiatan yang mengutamakan interaksi – diskusi dan pendalaman atau internalisasi proses. Pembentukan nilai – nilai dan penbgembangan karakter menjadi acuan yang makin tidak terpisahkan dari isu – isu aktual seperti globalisasi – climate change dan berbagai implikasinya.
Kecepatan belajar setiap orang makin ditentukan oleh sikap dan kemauan belajar dan dorongan pembentuk kebutuhan belajarnya. Pengembangan model dan pendekatan belajar makin beragam dan makin terintegrasi dengan model akses pada sumber belajar dan tersedianya fasilitator – guru dan mentor yang sesuai.
Belajar dari dan dalam masyarakat makin menjadi model pembelajaran yang kontekstual. Belajar untuk lulus makin ditinggalkan menjadi belajar untuk hidup; belajar menjadi kompeten dan belajar untuk mendorong terbentuknya kecakapan – keahlian dan kemampuan memecahkan persoalan. Ada yang mendorong aktifitas sebagai penggerak utama untuk mengalami pembelajaran, diantaranya :
1. aktifitas untuk mencari informasi – mengumpulkan dan mengorganisasikan-nya sampai menjadi kekuatan.
2. proses mengingat dan mengalami sesuatu yang dipelajari.
3. aktifitas yang di integrasikan dalam tema – tema dan problem base makin jadi acuan pengembangan kurikulum.
Teknologi Informasi sampai internet menjadikan tersedianya materi belajar secara sangat meluas dalam pelbagai bahasa dan dalam bentuk yang khusus. Ada yang tersedia dalam bentuk bahan belajar interaktif dan juga ada yang tersedia dalam bentuk file presentasi dengan tema dan topik tertentu.
Modul dan bahan belajar makin tersedia dan dapat di sharing untuk jumlah pemakai yang tak terbatas dan bahan tersebut makin dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal yang diperlukan.
Akses dalam beragam bahasa dan dalam beragam jenjang menjadikan belajar dan bahan belajar menjadi milik publik. WEB browsing-pun telah menjadi bagian penting dalam proses menemukan dan mencari bahan secara cepat dan secara khusus.
Makin murah dan makin tersedianya teknologi IT ini akan menjadi suatu pandangan baru dan cara baru mengembangkan pendidikan. Turunnya cost per bytes dan turunnya biaya akses menjadikan tersedianya bahan belajar dan model pembelajaran yang makin murah, makin tersedia bagi semua orang pada semua golongan setiap waktu.
Dari bahan belajar yang paling elementer sampai bahan belajar dari hasil research memberikan kesempatan terbentuknya jaringan antar peneliti antar pembelajar sampai pada akses pustaka khusus, milik lembaga sampai milik perorangan.
Beberapa pertanyaan
Apa yang menjadi tantangan kita semua ?
Adakah IT ini akan menjadi media pembelajaran yang makin menjamin akses dan menjamin demokratisasi pendidikan ?
Apakah model pendidikan dan pengajaran lewat IT ini akan menjadi pilihan untuk mempercepat dan mendorong terbentuknya masyarakat pembelajar ?
Bagaimana lembaga pendidikan menyiapkan diri dan menjadikan ini sebagai pilihan dan alternatif dan pilihan utama untuk memperkuat posisi belajar sebagai pembentuk kompetensi bangsa ?
Bagian mana dari proses belajar ini yang tidak dan belum dapat di integrasikan dengan perangkat IT yang tersedia ?
Apa sebenarnya pilihan pengembangan pendidikan Indonesia untuk masa depan ini?
Jumat, 11 Juli 2008
Disparitas Utara-Selatan Jatim
Kompas-Antara kawasan utara dan selatan sering kali ada dominasi utara. Di dunia, di Amerika, bahkan di Jawa Timur, baik secara ekonomi maupun sosial dan kultural, dominasi utara terlihat.
Ekonomi Jatim sepertinya 70-80 persen dibangun oleh kawasan utara. Kontribusi kawasan selatan tidak berarti. Teknologi dan bisnis menentukan majunya ekonomi diwujudkan untuk Jatim utara. Fasilitas dan infrastruktur sampai sumber daya manusia terbaik ada di kawasan utara, atau lebih tepatnya pusat magnetnya adalah Surabaya.
Kawasan utara mulai dari eksplorasi laut, pantai, dan pelabuhan, serta penghasilan jasanya terdapat di utara. Jenjang pendidikan dan tingkat produktivitas penduduk tergambar selalu dominan di kawasan utara. Itu sudah ditemukan sejak zaman Daendels dengan membuat jalan akses dari Anyer sampai Panarukan.
Letak geososio yang strategis ikut menentukan tempat berkembangnya bisnis dan introduksi teknologi baru. Karena itu, daya tarik dan daya magnetnya juga sangat kuat dan menentukan. Lebih dari 80 persen unit bisnis di Jatim berada di kawasan utara atau secara kelembagaan ada di utara sekalipun pemanfaatan sumbernya di dan dari selatan.
Kesenjangan terlihat dari pendapatan per kapita. Kawasan utara mendapatkan dua kali lebih besar dari rata-rata per kapita di selatan yang hanya mencapai Rp 7 juta per tahun. Kawasan utara mengelola Rp 250 triliun dari sektor usaha nonpertanian, sedangkan kawasan selatan hanya mengelola Rp 56 triliun. Padahal, aset daerah selatan jauh lebih potensial untuk masa depan.
Mengapa tertinggal?
Lintas selatan Jatim konon potensi dan kekayaan alamnya puluhan kali lebih unggul dari kawasan lain, mulai batu bara, emas, marmer, mangaan, pasir besi, batu karts, dan kapur.
Laut selatan pun memiliki kandungan ikan dan hasil laut yang lebih kaya dari perairan laut Jawa di bagian utara. Tetapi jumlah nelayan selatan sangat sedikit, kalah, dan beda teknologi dan budaya dengan nelayan di utara.
Mulai Banyuwangi sampai Pacitan terbentang delapan kabupaten, tetapi belum tersentuh. Kawasan hutan dan perkebunan masih menggambarkan potensi original. Namun, yang terkenal dari kawasan selatan adalah keuletan warganya: Susilo Bambang Yudhoyono dari Pacitan, Bambang DH dari Pacitan, Sutjipto dari Trenggalek, Budiono dan Sumarlin dari Blitar. Alam yang kaya dan indah, ditambah keuletan serta kepemimpinan yang tinggi, merupakan kontribusi penting dari selatan.
15 (lima belas) juta warga selatan Jatim menuntut keadilan prioritas pembagian anggaran. Membangun jalan - jembatan - air minum sampai sekolah dan fasilitas kesehatan sangat jarang dibandingkan kawasan Utara, ini menyebabkan perbedaan budaya dan peradaban. Disamping itu, kesempatan bekerja dan berkreasi hanya ada di Utara hal ini menyebabkan potensi tenaga pendidikan di Selatan cenderung tidak berkembang dan semakin hilang.
Apa fakta yang melandasinya ?
Kawasan Utara mengelola 250 triliun rupiah dari sektor usaha non pertanian; sedang kawasan selatan hanya mengelola 56 triliun rupiah. Padahal asset daerah selatan jauh lebih besar dan jauh lebih potensial untuk masa depan. Potensi yang timpang ini tentu tak bisa dibiarkan dan dikembangkan ( dibiarkan ) tumbuh alami. Leader yang perlu mengambil sikap, rakyat perlu bersuara, pebisnis perlu cari peluang dan birokrasi perlu bergerak cepat secara entrepreneurial. Ketimpangan penggerak usaha sangat terasa dan akan makin sangat mencekam bila sampai terjadi ” pertentangan Utara dan Selatan”
Kini giliran membangun Selatan.
Akses transportasi itu akses peradaban dan akses bisnis. Belum banyak investasi yang dilakukan sejak kemerdekaan; 1000 km jalan raya di gagas sejak 15 tahun lalu belum juga terealisir penuh, tapi kesadaran dan semangat mulai nyata saat ini. Setiap kabupaten mulai terlibat membebaskan tanah untuk jalan. Matarantainya adalah fasilitas berbisnis : listrik – telekomunikasi – perbankan dan kesiapan dinas di kabupaten kota. Jalur jalan belum pantas – jalur kereta terbatas – jalur udara hampir tidak ada – jalur laut pelabuhan-pun baru untuk perikanan secara terbatas.Investasi swasta ternyata sangat menentukan. Ketiadaan daya tarik dan insentif untuk membangun wilayah Selatan Jatim membutuhkan pengundang investor swasta.
”Go south!” Kini giliran membangun kawasan selatan. Ketiadaan daya tarik dan insentif untuk membangun wilayah selatan membutuhkan investor swasta.
Pabrik tile yang ada di Tulungagung pun kesepian dan akhirnya pindah ke Ngoro ( Mojokerto). Sekalipun bahan baku berlimpah tapi infrastruktur pendukung lebih utama menentukan hidup matinya bisnis.
Saatnya integrated growth pole dihidupkan kembali: Tulungagung-Malang-Blitar-Banyuwangi harus dijadikan motor penggerak investasi. Sementara Pacitan-Trenggalek-Lumajang-Jember dijadikan wilayah produksi terkait hortikultura dan industri perkayuan
Peringatan utama untuk pengembangan wilayah Selatan adalah wawasan lingkungan. Integrasi konsep pengembangan berkelanjutan yang menjamin kelestarian alam dan jaminan keamanan kualitas laut selatan yang dijamin akan memberikan kesejahteraan berkelanjutan. Selatan bertahan karena lingkungan hidupnya tidak ( belum) rusak. Hutan – air – laut dan air tanahnya masih sangat prima. Management lingkungan diperlukan bila ada rencana pengembangan jalan dan aktivitas bisnisnya.
Membangun pangkalan angkatan laut yang hebat di Selatan bisa bersinergi dengan potensi pengembangan pengelolaan laut – perkapalan - perikanan – industri perikanan sampai peningkatan pemanfaatan laut untuk pariwisata.
Bagaimana memberi ikatan kuat untuk tinggal di Selatan yang maju – sejahtera – nyaman dan berkelanjutan. Pusat pengembangan kreativitas – sentra perfilman dan pengembangan desain batik akan berakar dan membudaya di Selatan.
Mari kita sepakat melihat Jatim dengan kejernihan sikap dan jangan sok tahu? Apalagi sok ahli. Ini persoalan bersama . membutuhkan sikap arif menyikapi dan memecahkannya.
Kamis, 10 Juli 2008
Lumpur Lapindo dan Kemandekan Ekonomi
Kompas - Lumpur Lapindo merupakan salah satu penentu pertumbuhan ekonomi Jatim. Dampak lumpur, Jatim kehilangan potensi tumbuh sekitar 1 persen dari 20.000-30.000 kendaraan yang biasa melewati jalur antara Surabaya dan Malang serta kota-kota lain. Potensi kehilangan selama setahun sebesar Rp 170 triliun sepanjang 2007-2008.
Dengan sikap dan motivasi yang realistis, mengatasi permasalahan itu adalah keberanian menaruh kepemimpinan yang berani, peduli, dan bisa menaklukkan arogansi pusat. Pembagian kewenangan timpang, tetapi pembagian penderitaan selalu ada di Jatim. Pajak yang ditarik seharusnya bisa dialokasikan untuk rehabilitasi akses dan infrastruktur ekonomi yang rusak dan mandek akibat lumpur Lapindo.
Ada lima hal utama yang harus segera dipulihkan, yakni jalan akses (tol dan jalan negara) sepanjang 20-30 km antara Porong-Gempol, relokasi jalur pipa gas, jalur pipa air minum, jembatan Kali Porong, dan jalur kereta api.
Namun, beda pandangan tentang kewenangan menjadikan ketidakjelasan siapa sebenarnya yang punya wewenang menyelesaikan problem itu. Korban dari pemimpin yang ragu dan tidak kompeten itu menyebabkan proses pengambilan keputusan selalu mengambang.
Kalau dilakukan polling, tentu semua minta segera saja Pemerintah Provinsi Jatim menindaklanjuti masalah tersebut sebagai program emergency. Kalau perlu dengan meyakinkan pebisnis dan masyarakat mencari dana Rp 2 triliun-Rp 3 triliun untuk mengatasi persoalan itu karena dua tahun berlalu, kita telah kehilangan kesempatan ratusan kali lipat.
Tingginya angka pengangguran dan sekaligus potensi makin banyak industri yang gagal tumbuh seharusnya menjadi pertimbangan utama. Ada penambahan biaya dan kehilangan waktu yang sangat berarti untuk jalur transportasi antara Surabaya dan wilayah selatan dan timur Jatim, membuat 30 persen ekonomi Jatim stagnan.
Di sektor transportasi, misalnya, lebih dari 50 persen perusahaan bus berhenti operasi, lebih dari 30 persen angkutan barang tidak berjalan, dan lebih dari 25 persen angkutan kereta api berkurang. Sebab, setiap kontainer harus menambah Rp 1 juta untuk melewati Porong-Gempol karena mata rantai hambatan dan pungutan, serta akibat terlambatnya masuk ke pelabuhan.
Untuk itu, Jatim perlu menaikkan daya negosiasinya. Posisi tawar yang win-win solution seharusnya memberikan kewenangan untuk segera mengatasi infrastruktur bisnis.
Operasionalisasi jalur penerbangan Surabaya-Malang harus segera dibuka, begitu juga pembenahan kereta api. Harus ada jaminan aman agar transportasi barang dan penumpang lancar. Jalan tol juga harus segera dimulai, termasuk pula jalur pipa gas. Mengaktifkan kembali angkutan laut dari dan ke Pasuruan–Probolinggo–Surabaya akan menjadi pilihan sementara.
Memulihkan hak ekonomi sosial budaya dari 30.000 warga korban lumpur ditambah hak ekonomi dari 500.000 orang lainnya menjadi begitu berarti untuk mengurangi tekanan ekonomi.
Rabu, 09 Juli 2008
Model Pengembangan Madura
Kenyataan-nya perkembangan Madura secara cultural telah begitu meluas pengaruhnya sampai diluar pulau Madura, bahkan ada suatu karakteristik kuat yang dikenali masyarakat tentang watak dan budaya Madura yang hadir di setiap sub-kultur masyarakat Indonesia.
Kemampuan utama yang dilandasi oleh sikap pada kondisi alam, sosial, struktur masyarakat, landasan spiritual, dan sosial yang kuat akan membentuk suatu struktur pengembangan yang mempunyai keberlanjutan tersendiri.
Ukuran kemajuan warga Madura yang seringkali ditandai dengan prioritas yang dikerjakan dalam membangun wacana masa depan dan teladan dari orang Madura telah menjadi patokan yang masih akan berkembang di masa mendatang. Sekalipun dianggap non ekonomis tetapi menjadi utama seperti, keinginan untuk naik haji sebagai suatu wujud pengabdian diri pada Tuhan atas anjuran dan pesan Kiai yang mereka lakukan secara sukarela dengan jiwa pengorbanan yang luar biasa.
Model pengembangan kesejahteraan warga Madura merupakan model yang harus dibaca – dicari dan dikembangkan berdasarkan apa yang ada dalam wacana dan historis kekuatan hidup orang Madura. Ditinjau dari latar belakang kondisi geografis dan antropologis serta adanya keterikatan yang kuat dengan sejarah warganya, maka akan terlihat bahwa keberanian hidup merantau itu merupakan sebuah ukuran survival yang dapat dijadikan model.
Upaya memajukan Madura dapat dilakukan dengan meningkatkan produktifitas, memasukkan teknologi, dan mengembangkan kemampuan berorganisasi dalam masyarakat yang sangat paternalistic serta belum dan tidak terlalu menghargai birokrasi.
Bagaimana sebenarnya struktur partisipasi yang paling tepat untuk mengembangkan diri bagi masyarakat Madura yang tinggal di dalam pulau Madura sendiri ?
Bukti empirik menunjukkan bahwa orang Madura yang sempat keluar dan menjadi perantau berhasil secara finansial, sehingga bisa berperan secara sosial dan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan intelektualitas yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kekuatan yang besar untuk membangun pribadi yang kuat dalam pengembangan kemampuan hidupnya.
Masuknya teknologi secara fisik dan kemampuan managerial serta kemampuan berorganisasi merupakan proses utama membentuk daya yang besar untuk menjalin partisipasi untuk menggerakkan partisipasi masyarakat.
Model pengembangan perdagangan serta peningkatan nilai dari seluruh kegiatan pertanian merupakan prioritas utama dalam pengembangan Madura. Model peningkatan ini bisa berupa upaya menjadikan penghasilan pangan untuk Madura menjadi salah satu prioritas yang akan memberikan ketahanan berkelanjutan. Pilihan jenis dan macam bahan pangan akan ikut menentukan apa yang layak dijadikan landasan pengembangan ketahanan pangan Madura. Penyediaan bibit jagung – kedelai dan padi secara melembaga dengan kekuatan lokalnya akan ikut mendorong terbentuknya budaya baru dalam pengadaan pangan.
Beberapa pertanyaan untuk Madura
Industri pangan berbasis kondisi lokal akan dijadikan model utama pengembangan kemampuan pendayagunaan alam dan hasil lautnya. Lalu apa yang menjadi utama ? apakah sikap orang Madura yang lebih mengutamakan exploitasi hasil alam dan lautnya untuk menghasilkan devisa ataukah untuk dimakan sendiri ?
Lalu, bagaimana sikap orang Madura menghadapi kenyataan adanya kebutuhan untuk kerja struktural – kerja formal dan kerja menurut model yang teratur sebagai kerja manufaktur ?
Apakah penerimaan sikap untuk belajar di sekolah formal makin dianggap penting oleh masyarakatnya ? Apakah kekhawatiran bahwa sekolah formal menjauhkan orang Madura dari budaya spiritual yang mengabdi pada seorang Ulama dapat dan akan makin bergeser pada kekuatan individu tersebut ?
Apakah orang Madura punya keyakinan diri yang kuat untuk bertahan – mempertahankan dan menjadikan tanah Madura sebagai sebuah pusat budaya yang mampu bertahan untuk jangka panjang ?
Seberapa kuat pengaruh ini akan dapat menjadi daya tarik dan daya jual wisata pada masyarakat dunia ?
Kesiapan ini tentu dapat dipadukan dengan suatu model wisata cultural dan atau wisata spiritual yang terkait dengan kekayaan budaya serta model kehidupan yang mengutamakan nilai spiritual yang lebih tinggi dari sekedar nilai intelektual
Konsumsi warga Madura masih sangat bergantung dan akan makin bergantung pada wilayah lain seperti Surabaya. Bagaimana keterkaitan ini dapat dijadikan kekuatan untuk mendorong Madura berkembang setelah adanya jembatan SURAMADU ?
Ownership = Kepemilikan tanah – misalnya dan berbagai kepemilikan lainnya makin penting bagi masyarakat awam, tetapi peningkatan kompetensi makin penting bagi masyarakat maju. Bagaimana masyarakat terlibat dan menghargai ini sebagai suatu model baru dalam pengembangan budaya Madura ?
Mungkin bisa dimulai dengan membuat bank tanah dan membuat itu sebagai model kepemilikan warga dan menjadikan itu juga model upaya mempertahankan budaya. Program pembentukan dan peningkatan ketrampilan dagang dan usaha, akan jadi prioritas utama.
Jawa Timur antara yang haus dan kehausan
Orang Trenggalek yang makan singkong , tepung-tepungan yang berasal dari umbi, dan soto seharga 3000-an (nasi + teh hangat) dibilang dibawah garis kemiskinan. Ukuran siapa itu ?
Perbedaan sering terjadi manakala ukuran "pusat" atau "global" digunakan untuk mengukur atau memperbandingkan jatim dengan wilayah "diseberang sana" yang mempunyai cara dan budaya berbeda.
Bagaimana mungkin ekonomi se ‘raksasa’ Jatim dibilang menimbulkan ketimpangan kesejahteraan dan menjadi propinsi dengan kemiskinan terbesar ( 21 % ) dari penduduknya yang 38 juta jiwa ? Padahal nilai tambah ekonomi per-tahun-nya diatas 600 trilyun rupiah. Di Jatim uang beredar 5 - 7 kali lipat, aset pemerintah diatas 30 trilyun rupiah dan kalau dihitung dengan cermat asset dan kekayaan masyarakat diatas 15 ribu trilyun rupiah. Adakah paradox itu terlihat dari anggaran belanja daerah yang hanya 5.7 triliun ? ataukah hampir 70 persen anggaran itu hanya dihabiskan untuk dan oleh birokrasi ?
Apakah wilayah ini miskin ? Coba lihat pajak – cukai – pajak badan usaha – perorangan dan semua setoran ke pusat yang mencapai 100 trilyun rupiah ( seperlima penerimaan Negara ) belum termasuk setoran hasil minyak dan gas. Hasil tambang minyak saja mencapai 50 ribu barrel per hari, ditambah gas dan hasil lainnya yang bernilai 25 triliun rupiah setahun. Padahal ada potensi sampai 4 kali lipatnya dalam 4-5 tahun mendatang.
Saat ini Jatim menghasilkan ekspor "hanya" diatas 110 triliun rupiah/tahun (seperlima ekspor Singapore) dan impornya sekitar 80 triliun rupiah. Tapi, kenapa saat ini lebih dari sejuta orang menganggur ? Terlebih lagi yang menganggur itu hasil didikan – output (makan) sekolahan .
Infrastruktur
Pengembangan masih belum bisa sejalan dengan kebutuhan dan hasil penyiapan tenaga serta investasi yang belum imbang. Kegiatan terbesar masih dan akan masih tertumpu pada matarantai pertanian pangan dan non pangan – perikanan – peternakan – perkebunan dan kehutanan yang masih dan selalu dianggap remeh, sekalipun sudah ditetapkan jadi pusat potensi pengembangan Jatim di masa depan. Garis pantai yang 2000 km dan lahan yang lebih dari 6 juta ha juga belum mampu menampung daya kreasi dan daya ungkit untuk menarik tenaga muda dalam dunia produksi dan jasa layanannya.
Setiap tahun ada 1 juta sepeda motor dan 40 ribu mobil baru masuk Jatim, tapi kemana tambahan jalan itu ? kemana juga dana yang menjadi penyusun APBD itu ? kenapa tidak ada tambahan waduk – embung – saluran irigasi yang setara untuk meningkatkan produksi padi dan tanaman pangan lainnya ? Jatim haus infrastruktur dan masyarakatnya sebagian terbesar belum terjangkau infrastruktur usaha.
Kemampuan membangun niat dan semangat ’berusaha’ masih di dominasi oleh minat jadi pegawai – pegawai negeri yang selalu jadi sumber antrian terpanjang dalam pencarian pekerjaan. Dimana awalnya ?
MIND SET – cara pandang dan cara mendidik yang masih belum berorientasi pada entrepreneurship menjadikan sekolah diburu untuk jadi status impian, lulus dan masuk perguruan tinggi "impian". Padahal hanya 8 -10 % saja lulusan sekolah menengah yang mampu masuk ke perguran tinggi. Ketrampilan kerja dan berpikir untuk bekerja mandiri dadn masuk dalam dunia bisnis masih tidak tersentuh oleh proses belajar dan perkembangan generasi muda.
Agenda besar ekonomi Jatim semakin jelas kalau dilihat dari masih banyaknya pekerja dan usahawan yang belum produktif, ini berarti masih banyak orang yang hanya mengelola kurang dari 10 juta rupiah sebulan dan menuntut gaji 1 juta rupiah lebih. Pada sisi lain seorang penjual pecel mengelola 1 juta rupiah sehari dengan menjual 200 bungkus sehari pecel dengan tempe goreng – ayam atau empal, pada saat break event pointnya hanya 60 bungkus, juga seorang petani muda yang menanam melon misalnya, menunggu 70 hari dengan modal 3.5 juta bisa mendapatkan 90 juta bila panen melonnya berhasil.
Apakah diperlukan seorang gubernur hebat ?
Jawa Timur hanya butuh seorang motivator – entrepreneur dan investor yang berani dan tulus. Pemimpin yang mampu memberi teladan dan mampu memimpin dengan ketulusan agar orang lain mampu ikut dengan ide besar dan mampu menjamin gagasan dan ke-pengikutan-nya tidak dikhianati. Bayangkan Singapore ( 5 juta penduduk) yang tidak punya resource, hanya hidup dari services dan hanya 2 kali lebih luas dari Surabaya mampu menghasilkan diatas 500 triliun rupiah dalam GDP yang hampir sama dengan Jatim yang punya 38 juta penduduk.
Ekonomi Jatim harus berfokus pada masyarakat ( people). Kalau saja tambahan 5 juta perempuan bekerja ( lebih) produktif dan 1 juta pencari kerja ( kehausan kesempatan kerja) menjadi setara penanam melon atau penjual sate ( sekitar 1 juta rupiah per hari kemampuan memutar uangnya) maka ekonomi Jatim akan dua kali ekonomi Singapore. Kalau saja setiap lulusan SMA dan SMK dipersiapkan untuk mengelola 1 juta rupiah sehari, setiap sarjana mengelola 10 juta rupiah sehari setara seorang agen koran yang mampu jual 500 koran sehari, maka produktivitas Jatim akan melipat dua kali lipat tanpa harus mengandalkan atau bergantung pada APBD.
Karena itu yang ditunggu adalah pemimpin yang mampu menggerakkan etos kerja dan menjamin uang rakyat kembali dalam bentuk infrastruktur usaha – infrastruktur kelembagaan sampai sarana fisik untuk bertani – berdagang dan berwisata. Perlu pemimpin berwawasan usaha dan bukan pelahap APBD.